Selasa, 16 Desember 2014

Don't try to hide your feels.

“Why We Must Move On?”
Yha, kurang lebih seperti itu yang teman bahkan yang saya katakan ketika terlalu nyaman tetapi terpaksa berubah tidak seperti yang dulu.
Ketika terlanjur terlalu sayang lalu terpaksa melupakan. Ketika semua hal indah telah terjadi lalu dipaksa menjadi semakin buruk.

“Putus is not the best way for resolving the problem. Trust me.”

Kadang (mungkin sering) ketika putus malah tidak sesuai dengan harapan, berpikir semua akan selesai ketika sudah tidak memiliki hubungan apapun, malah sebaliknya.

Saya tahu, semua terjadi karena suatu alasan. Putus juga pasti memiliki alasan, mulai dari yang masuk akal sampai yang konyol sekalipun. Mulai dari, “Aku mau focus belajar. Jadi, kita udahan aja.” Sampai, “Aku gak mau nyakitin perasaan kamu lagi. Kita harus putus.” Dan masih banyak lagi kemungkinan yang bisa dijadikan alasan untuk putus.

1.       Kenapa harus putus jika alasannya hanya ingin focus belajar? Kenapa tidak dari dulu memutuskan untuk tidak berkomitmen dan ingin focus belajar saja? Fokus belajar memang tidak konyol untuk dijadikan alasan untuk mengakhiri hubungan, tetapi jika memutuskan pacar (mantan) dengan cara seperti itu, lalu dia memutuskan untuk berkomitmen dengan orang lain, apa jadinya?
2.       Jika dia benar-benar sayang, jika benar-benar tidak ingin menyakiti perasaan orang yang disayanginya, kenapa tidak mencoba sesuatu yang terbaik? Kenapa malah memutuskan seolah-olah dia sangat mengerti perasaan orang tersebut, padahal tidak.

Pada akhirnya putus memang menyakiti perasaan orang lain. Semasuk akal apapun itu. Tetap saja itu menyakitkan, apa lagi yang sudah terlanjur terlalu sayang.
Bahkan yang sudah berjanji tidak akan putus dengan pasangannya pun akhirnya akan tetap putus. Semanis apapun janji itu, jika tidak terwujud sama saja seperti bualan.

Sebenarnya putus itu sama seperti bunuh diri, berpikir jika putus maka semua masalah akan terselesaikan dan berakhir, tetapi tidak memikirkan bagaimana kelanjutannya.
Jika sudah putus apakah menjamin jika hubungan antar mantan akan sama seperti saat masa pertemanan? Meskipun ada beberapa yang masih bisa berteman dengan baik, tapi ada juga yang tidak bisa menerima kenyataan harus memulai dari awal lagi dan berpikir, “Jika kembali seperti awal, kenapa harus memulai membuat pernyataan kalau kita ini lebih dari sekedar teman?”
Saya rasa ada yang lebih buruk saat lebih memilih menjadi teman saja, “Let’s be stranger again”.

Saya tahu move on itu sesulit yang anak alay katakan.
Apa lagi jika masih baru saja putus, ketika masih sayang. Berpikir mencoba memerbaiki keadaan yang salah, tapi sulit. Jika banyak teman yang menyuruh anda untuk kembali berpacaran dengan sang mantan. Rasanya berpikir untuk mencoba bertahan saja kan?
But “move on” is the best way. Atau mungkin satu-satunya jalan.
Jika baru saja putus pasti akan melewati fase nangis bombay kangen kenangan mantan.
Memikirkan, “Seharusnya kalo gak putus pasti gak bakal gini.” “Seharusnya kalo gak putus pasti bisa ngelakuin bareng-bareng.” Dan ‘seharusnya’ yang lainnya.
Menangis tidak akan menyelesaikan apapun, tapi setidaknya akan membuat perasaan menjadi sedikit lebih baik. Dan jangan mencoba untuk menyalahkan keadaan yang sudah ada.

Jika banyak orang mengatakan bahwa kembali berpacaran dengan sang mantan sama saja seperti membaca buku yang sama, akhirnya sama. Tapi menurut saya jika kembali tetapi memerbaiki kesalahan, tidak akan menjadikan akhir yang sama dalam sebuah hubungan.
Pada akhirnya yang menentukan hasil akhirnya adalah dua orang. Bukan satu orang yang berjuang sendirian. Jalan pakai satu kaki saja gak enak, apa lagi berjuang sendirian.

Yha, saya tahu, saya belum cukup umur untuk membicarakan apa itu cinta. Tapi mungkin saya sudah merasakannya tanpa saya sadari.

Tapi ada satu orang yang saya inginkan untuk kembali, jika tidak dalam hubungan mungkin saya hanya ingin sikapnya yang dulu, "You're the book I hope I’ll never finish.”
Jika saya bisa memilih siapa orang yang akan saya sayangi, saya tidak akan memilih dia yang akan menyakiti perasaan saya. Tapi rasa sayang tidak bisa dipilih, itu datang dengan sendirinya.
Orang yang paling kamu sayangi adalah orang yang memiliki potensi besar untuk menyakiti perasaanmu.


Salam, manusia.

5 komentar:

  1. Buku yang tak pernah selesai ya, Quote yang bagus. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih hehe. :)
      Btw, aku cuma share link ini ke satu orang saja, belum aku post ke socmed manapun.
      Tapi kamu udah komen. Yha, lumayan seneng ada yang merhatiin tulisan saya ini hehe. :)

      Hapus
  2. post bagus, post yang terjadi kepada kebanyakan orang...

    BalasHapus
  3. menggambarkan orang yg baru putus gagal move on dan calon jones baru hahaha

    BalasHapus