Sudah 15
tahun lebih 11 hari tinggal di bumi, saya sudah sering mendapat harapan tanpa
kepastian. Terlalu sering dikecewakan dan mengecawakan orang lain. Terlalu bodoh
untuk mengulang kesalahan yang sama. Dan mungkin terlalu baik untuk percaya
pada hal yang sama sekali tidak nyata, bahkan sulit untuk dipercaya.
Orang yang
satu tahun lalu berbicara sangat ramah kepada saya, sekarang menjadi orang yang
bahkan tidak saya kenali. Namanya masih sama, wajahnya masih sama, suaranyapun
masih sama, tetapi sifatnya sangat berbeda. Iya, memang ada suatu kesalahan
diantara kita. Kesalahan yang bahkan tidak bisa diperbaiki walaupun hanya sebatas
teman biasa, tidak lebih.
“Halah, tungguen ae sampe waktu sing
ngerubah segalane, kon ambek dee sing saiki ae beda banget kok. Engkok kon yo
bakal terbiasa.”
Saya tidak pernah paham bagaimana
dunia sesingkat dan semelankolis ini. Dulu orang yang paling saya sayangi
tiba-tba berubah menjadi orang yang saya benci. Orang yang dulunya sering
bertengkar dengan saya malah sekarang menjadi pendengar dan pemberi saran yang
baik bagi saya.
Iya,
saya tahu, hidup ini singkat. Bahkan 15 tahun lebih 11 hari yang saya lewati di
bumi tidak terasa selama saya menunggu bel pulanng sekolah. Singkat, tapi
banyak perubahan.
Waktu yang
kita anggap singkat ini sebenarnya adalah waktu yang sangat lama, hingga akhirnya
kita merasa bosan terhadap sesuatu. Banyak hubungan yang berakhir hanya karena
sekedar bosan, waktu, dan sikap yang monoton. Iya, tanpa kita sadari cinta juga
dipermainkan oleh waktu dengan bosan. Bahkan janjipun mudah diingkari dengan
seiringnya berjalannya waktu.
“Pas kon bener-bener sayang arek, pas iku
kon ngerasa lek waktu iku cepet. Tanpa mok sadari moro-moro arek iku ilang dan
kon nangis (maneh). Waktu iku jancuk kok pancene.”
Berapa tahun
lagi yang harus saya lewati agar saya bisa terbiasa untuk semua ini?
Salam,
Si Terlatih Patah Hati.
Si Terlatih Patah Hati.
Galau bgt se mbak:(
BalasHapusTrus aku kudu piye? Hmm:((
Hapus